ini adalah wajah-wajah si Banaspati
Blog ini di tujukan kepada anggota pramuka gugus depan Madrasah Aliyah negeri nganjuk, dan bagi semua anggota pramuka di Indonesia, semoga dapat membantu..
Rabu, 14 Maret 2012
BANASPATI
Engkau begitu agung
Engkau bagai lentera bagi anggotamu
Engkau memberi sinar kejayaan & kebanggaan
tersendiri bagiku
Engkau adalah ambalanku
Ambalan bakti nusantara
Terus bersinar dan berjaya
Tanpa lelah dan pantang menyerah
Setia pada pendirimu
TETAPLAH JAYA BANASPATI
AMBALANKU !!!!!
Engkau bagai lentera bagi anggotamu
Engkau memberi sinar kejayaan & kebanggaan
tersendiri bagiku
Engkau adalah ambalanku
Ambalan bakti nusantara
Terus bersinar dan berjaya
Tanpa lelah dan pantang menyerah
Setia pada pendirimu
TETAPLAH JAYA BANASPATI
AMBALANKU !!!!!
Sabtu, 10 Maret 2012
Kamis, 01 Maret 2012
Cerita si BANASPATI
Yang selama ini berjuang,, bertahan d setiap halangan
Banaspati.. oh Banaspati, nama mu begitu berharga bagi kami..
Tapi, karna seorang, perjalanan mu harus terhenti..
Aq ingin slalu membela mu, karna kau kan slalu di hati.
I LOVE YOU BANASPATI
NYI AGENG SERANG
Lahir Serang Purwodadi,1752 Wafat : Yogyakarta, 1838 Makam : Beku, Kulonprogo. Nyi Ageng Serang terlahir dengan nama asli raden ajeng (RA) Kustiyah wulaningsih Retno Edhi. Ia adalah putri dari pangeran natapraja, penguasa daerah serang, sebuah wilayah terpencil dalam kerajaan mataram, jawa tengah. Pangeran natapraja adalah panglima perang sultan Hamengkeu Buwono 1 yang bergelar panembahan serang. Kustiyah sejak kecil sudah ikut ayahnya berperang melawan belanda.
Setelah ayahandanya wafat karena sakit, Kustiyah menggantikan kedudukan sang ayah sebagai junjungan di serang dan bergelar Nyi Ageng Serang. Selama memimpin, Nyi ageng dikenal dekat dengan rakyatnya. Ia selalu membantu kesengsaraan rakyatnya dengan membagi – bagikan pangan. Nyi ageng secara diam-diam juga sering melakukan serangan kecil-kecilan terhadap belanda dengan menggunakan taktik perang gerilnya.
Ketika perang diponegoro meletus, Nyi ageng bersama menantunya Raden mas (R.M.) pak – pak dan pasukan nataprajan ikut bertempur melawan belanda. Nyi ageng bertempur dan memimpin pasukan dari atas tandu karena usianya yang sudah 73 tahun. Setengah 3 tahun ikut bertempur membantu Pangeran diponegoro, nyi ageng akhirnya mengundurkan diri. Perjuangan kemudian ditruskan oleh menantunya R.M. Pak-Pak.
Hingga nyi ageng wafat dalam usia 86 tahun, daerah serang tetap sebagai daerah merdeka. Bahkan pada tahun 1833,pemerintah belanda memberikan penghargaan kepadanya dan memberikan tunjangan hari tua sebanyak 100 Gulden tiap bulan. Nyi Ageng adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga. Selain itu, ia juga mempunyai seorang cucu yang juga seorang pahlawan yakni R.M. Soewardi Surjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Nyi Ageng Serang dikukuhkan sebagai Pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No.084/TK/1974.
Setelah ayahandanya wafat karena sakit, Kustiyah menggantikan kedudukan sang ayah sebagai junjungan di serang dan bergelar Nyi Ageng Serang. Selama memimpin, Nyi ageng dikenal dekat dengan rakyatnya. Ia selalu membantu kesengsaraan rakyatnya dengan membagi – bagikan pangan. Nyi ageng secara diam-diam juga sering melakukan serangan kecil-kecilan terhadap belanda dengan menggunakan taktik perang gerilnya.
Ketika perang diponegoro meletus, Nyi ageng bersama menantunya Raden mas (R.M.) pak – pak dan pasukan nataprajan ikut bertempur melawan belanda. Nyi ageng bertempur dan memimpin pasukan dari atas tandu karena usianya yang sudah 73 tahun. Setengah 3 tahun ikut bertempur membantu Pangeran diponegoro, nyi ageng akhirnya mengundurkan diri. Perjuangan kemudian ditruskan oleh menantunya R.M. Pak-Pak.
Hingga nyi ageng wafat dalam usia 86 tahun, daerah serang tetap sebagai daerah merdeka. Bahkan pada tahun 1833,pemerintah belanda memberikan penghargaan kepadanya dan memberikan tunjangan hari tua sebanyak 100 Gulden tiap bulan. Nyi Ageng adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga. Selain itu, ia juga mempunyai seorang cucu yang juga seorang pahlawan yakni R.M. Soewardi Surjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Nyi Ageng Serang dikukuhkan sebagai Pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No.084/TK/1974.
UNTUNG SURO PATI
Untung suropati semula adalah budak belian dari bali. Karena ada persoalan asmara dengan putri majikanya yang bernama Suzanne, ia kemudian melarikan diri ke Batavia dan menjadi perampok untuk menyambung hidup. Korbanya adalah orang-orang Belanda. Karena kesulitan menghadapi Untung, Belanda kemudian mengajak bekerjasama. Untung kemudian dididik kemiliteran dan diangkat sebagai tentara dengan pangkat letnan.
Untung suropati kemudian ditugaskan untuk menangkap Pangeran Purba, putra Sultan Ageng dari Banten yang melarikan diri ke Priangan. Tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Saat melakukan serahterima tawanan, ada seorang letnam Belanda yang bernama Kuffeler melontarkan penghinaan terhadap Untung di muka umum. Untung Suropati marah, kemudian membunuh letnam Belanda tersebut beserta separuh anak buahnya. Ia kemudian melarikan diri dan kembali ke pekerjaan lamanya serta memerangi belanda. Pada sebuah pertempuran di Kertasura, Untung Suropati berhasil membunuh Kapten Tack beserta 70 orang anak buahnya. Peristiwa terbunuhnya pasukan Belanda tersebut terjadi pada tanggal 8 Februari 1686.
Untung suropati pernah bekerjasama dengan Amangkurat 2 dari mataram. Dengan persetujuan Raja Mataram tersebut, ia kemudian membentuk kerajaan sendiri di pasuran. Untung kemudian memakai gelar Adipati Ariawiranegara.
Pertempuran terakhir Untung Suropati dengan Belanda terjadi sewaktu dia mempertahankan daerah Bangil. Pada pertempuran tersebut, Untung mengalami luka-luka berat dan akhirnya gugur pada tanggal 5 Desember 1706.
Untuk menghormati jasa-jasa Untung Suropati, berdasarkan Surat keputusan Presiden RI No. 106/TK/1975, Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Kepadanya.
Langganan:
Postingan (Atom)